Pengadaan Alkes DD Desa Sindang Bulan Diduga Mark Up Harga dan dikerjakan Pihak Ketiga

Diposting pada

Bengkulu selatan| Detakserawai.com –  Wabah Covid-19 yang berlangsung hampir 2 tahun lebih sudah menghancurkan perekonomian secara global, baik nasional maupun internasional. Beranjak dari hal ini pemerintah pusat maupun pemerintah dearah membuat beberapa program guna membangkitkan kembali roda perekonomian.

Salah satu program pemulihan ekonomi ini dimulai dari tingkat Desa, meĺalui Dana Desa (DD) Pemerintah Pusat menginstruksikan untuk menganggarkan BLT sebanyak 40%, penanggulan bencana Covid sebanyak 8 % dan cadangan ketahanan pangan sebanyak 20%.

Namun sangat disayangkan ada dibeberapa Desa di Bengkulu selatan yang belum melaksanakan program ini sebagaimana mestinya, salah satunya Desa Sindang Bulan Kecamatan Seginim. Saat dikunjungi awak media, Tupli Hayadi kepala Desa SD mengaku, kegiatan yang baru berjalan hanya pembagian BLT dan pembelanjaan dana 8 % itu pun belum semuanya, sedangkan untuk dana 20 persen ketahanan belum dibelanjakan sama sekali” jelas Tupli.

Kemarin lanjut Kades, sempat direncanakan membeli bibit itik, dan tanaman kayu jenis keras namun harga yang dianggarkan terlalu kecil dibadingkan desa yang sudah melaksanakan pengadaan. Sehingga dari sebab itulah kami belum jadi membelanjakanya, untuk bibit Itik dari harga satuan yang kami buat paling bisa membeli bibit Itik yang berumur 4 bulan tidak bisa kalau mau beli bibit Itik yang berumur 6 bulan atau yang langsung bertelur,” terangnya.

Ditempat yang sama awak media mengkonfirmasi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dana 8% dikatakan Yono, bahwasanya dana 8% baru dibelanjakan obat-obatan, Sanitaiser, tong dan juga masker, yang kami beli dengan ibu Nopita. Karena ibu Nopita memasukan penawaran Ke Desa kami,” jelas Yono.

Menurut pengakuan Yono dia tidak melakukan survei untuk pembelian barang – barang tersebut, dia (Yono) hanya bertanya ke warung saja. Sempat ada kekurangan masker dia membeli dengan harga 50 ribu perbok, ketika ditanya harga satuan TPK tidak mau menjawab dengan raut muka yang agak bingung. Bahkan pada saat itu Kades sempat menghalangi dengan mengatakan “aku kirau kamu tu ndik perlu menanyaukah terlalu detil lok itu,” berucap dengan bahasa Daerah.

Yono juga mengaku tidak mengetahui dimana tempat toko obat ataupun apotek ibu Nopita, dia hanya menunjukan kartu NPWP perusahan tempat mereka memesan.

Terpisah penggiat anti korupsi propinsi bengkulu TOPAN MEFTA CHARISMAN.SH .sangat menyanyangkan kejadian di desa sidang bulan kecamatan seginim ,kalau memang benar seperti itu kejadian nya .karna penggunaan dana desa itu jelas ada aturannya ,apalagi yang berkenaan dengan dana 8 % untuk penanggulangan bencana covid 19 itu jangan ada sedikitpun di salagunakan atau untuk mencari kruntungan ,karna dana itu sipatnya untuk tanggap darurat ,dan tidak bole di kerjakan pihak ketiga karna karna aturan dana desa itu jelas sudah diatur prrmrndes no 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2022 .

Kalau saja pihak desa sudah menggunakan jasa pihak ketiga itu perlu di pertanyakan karna ada dugaan mark up harga yang menguntungkan orang lain atau diri sendiri ,dengan kejadian ini saya akan mendesak pihak yang berwenang yaitu inspektorat untuk mengaudit dana desa di desa sidang bulan tegas topan. (Sumber: Aslan Hasibuan).